15 Penyakit Kesehatan Yang Paling Umum Pada Anak-Anak
Bayi dan anak-anak di bawah usia lima tahun merupakan kelompok yang rentan terhadap berbagai penyakit, hal ini dikarenakan sistem kekebalan tubuh mereka belum terbangun dengan sempurna.
Sebagian besar penyakit anak merupakan penyakit yang tidak berbahaya dan hanya menyebabkan ketidaknyamanan sementara, Beberapa jenis lainnya sangat berbahaya, bahkan dapat mengancam jiwa.
Penyakit anak yang hanya menimbulkan ketidaknyaman sementara antara lain adalah sebagian besar ISPA (infeksi saluran pernapasan atas), rhinitis alergi, infeksi telinga tengah, radang tenggorokan, cacar air dan masalah kulit.
Penanganan gangguan-gangguan kesehatan itu umumnya cukup dengan mengelola gejala-gejalanya dan untuk penyakit anak yang berbahaya antara lain adalah tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, polio dan campak, Penyakit-penyakit tersebut dapat dicegah dengan imunisasi.
Pemerintah bahkan secara nasional memiliki program imunisasi wajib untuk penyakit-penyakit tersebut. Selain itu, ada beberapa penyakit berbahaya lain seperti Hepatitis A/B, MMR, meningitis, pneumonia, dan tifoid yang juga dapat dicegah dengan vaksinasi
Artikel ini adalah yang akan membahas secara singkat penyakit-penyakit yang umum pada anak-anak
1. ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas)
ISPA adalah infeksi pada saluran pernapasan atas yang biasanya ditandai dengan bersin-bersin, hidung tersumbat atau meler, demam dan mungkin juga batuk. Jenis umum ISPA adalah pilek dan flu. Cara terbaik untuk mengatasi masalah ISPA adalah dengan memperbanyak beristirahat.
Pilek dan flu biasanya hanya berlangsung beberapa hari saja dan tidak perlu penanganan dokter. Jika gejala semakin memburuk atau tidak kunjung membaik, segeralah konsultasikan dengan dokter karena mungkin ada infeksi (lain) yang lebih serius. Beberapa jenis flu sangat berbahaya sehingga perlu penanganan dengan cepat.
2. Infeksi radang tenggorokan
Radang tenggorokan dapat merupakan tanda awal pilek, tapi juga dapat merupakan gejala penyakit tersendiri yang disebut infeksi radang tenggorokan. Penyakit ini disebabkan oleh adanya Bakteri Streptococcus B, radang tenggorokan merupakan salah satu penanda awal pilek, gejala biasanya menghilang sendiri setelah beberapa hari.
Jika radang tenggorokan ini terjadi pada anak berlangsung selama lebih dari empat hari, dan di ikuti demam tinggi, bintik-bintik merah terang dan nanah putih di bagian belakang langit-langit, amandel dan serta kesulitan dalam menelan, segera konsultasikan dengan dokter karena kemungkinan penyebabnya adalah infeksi radang tenggorokan.
Infeksi radang tenggorokan ini terjadi pada bagian saluran pernapasan atas, namun dokter umumnya tidak menyebutnya sebagai ISPA karena tidak menimbulkan gejala lain seperti hidung tersumbat atau meler dan juga batuk. Infeksi ini dapat diobati dengan obat antibiotik.
3. Rhinitis alergi
Rhinitis alergi adalah peradangan hidung yang disebabkan oleh alergi. Pemicunya adalah alergen luar ruangan seperti serbuk sari atau alergen dalam ruangan seperti bulu hewan peliharaan, jamur, dan debu
Tanda dan gejala rhinitis alergi dapat dilihat dari masalah hidung meler atau tersumbat, sakit tenggorokan, mata berair dan gatal, sakit kepala, nyeri wajah dan kelelahan, dalam menangani hal ini dokter akan membuatkan resep antihistamin oral, semprotan kortikosteroid nasal dan memberikan suntikan alergi untuk mengobati rhinitis alergi yang sudah parah.
4. Infeksi telinga tengah
Infeksi telinga tengah (otitis media) sudah sangat umum pada anak balita, yang biasanya ditandai flu. Tiga dari empat anak setidaknya pernah mendapatkan satu infeksi telinga pada saat berumur 3 tahun.
Gejala umumnya adalah demam, cairan bening mengalir dari salah satu atau kedua telinga, sakit kepala, tidak menanggapi suara dan mengeluhkan rasa sakit atau menarik-narik telinga. Kebanyakan infeksi telinga disebabkan oleh virus sehingga tidak mempan antibiotik. Infeksi biasanya sembuh sendiri dalam beberapa hari. Pengobatan mungkin diperlukan hanya untuk meredakan demam yang terlalu tinggi dan mengurangi nyeri
Jika infeksi telinga ini terjadi secara berulang dapat menyebabkan terjadinya congekan (otitis media dengan efusi), di mana cairan lengket terakumulasi dan hal ini dapat memengaruhi pendengaran
5. Cacar air
Cacar air disebabkan oleh salah satu jenis virus herpes. Gejala khas cacar air adalah bintik-bintik merah di tubuh yang berubah menjadi benjolan-benjolan bening berisi air yang gatal dan menyebar di seluruh tubuh dalam beberapa hari
Penyakit ini biasanya cukup mudah untuk dilalui dan hanya akan terjadi sekali seumur hidup. Itulah yang menjadi penyebab mengapa jarang sekali orang dewasa yang terkena cacar air, karena mereka telah mendapatkannya sewaktu anak-anak
Jika anak anda terkena cacar air sebaiknya anda mengarantina anak di rumah dan tidak membiarkannya bermain-main dengan anak lain sampai dia benar-benar sembuh
6. Diare
Diare, yang mungkin juga disertai muntah, bukanlah penyakit tetapi gejala dari penyakit tertentu. Penyebab diare paling umum adalah infeksi virus. Penyebab lainnya adalah infeksi bakteri, efek samping antibiotik, dan keracunan, Diare biasanya tidak berbahaya dan hanya menyebabkan terjadinya dehidrasi ringan, yang ditandai mulut sedikit kering, peningkatan rasa haus (dahaga) dan penurunan jumlah urine
Namun, Hal ini perlu waspada bila anak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi sedang dan berat seperti frekuensi buang air kecil yang sangat menurun (pada bayi, kurang dari satu popok basah dalam enam jam), kurangnya air mata ketika menangis, mulut kering dan mata cekung
Hal terpenting ketika mendapatkan diare adalah memastikan kecukupan asupan cairan. Diare dan muntah banyak mengeluarkan cairan, garam dan gula dari tubuh, sehingga harus diganti. Berikan anak cairan elektrolit (misalnya oralit), jus buah-buahan atau minuman manis
Bila ibu dapat menjaga kecukupan asupan cairan, kondisi anak tidak akan berbahaya, bahkan jika gejalanya berlangsung lebih dari 24 jam. Jika diare parah, dan terus berlangsung lebih dari 24 jam atau anak kesulitan mendapatkan asupan cairan melalui mulut, segera konsultasi dengan dokter dan jangan memberikan obat anti diare tanpa petunjuk dokter
7. Masalah kulit
Masalah kulit pada anak sangat beragam penyebabnya. Reaksi obat, infeksi, gigitan serangga, parasit dan alergi dapat menyebabkan masalah kulit. Kebanyakan masalah kulit menghilang sendiri tanpa pengobatan apapun. Namun, beberapa jenis masalah kulit dapat merupakan tanda penyakit serius
Dermatitis atopik adalah penyakit kulit yang paling umum pada anak, ini disebabkan oleh reaksi alergi atau hipersensitivitas kulit yang bersifat genetik. Kulit akan menjadi sangat gatal dan meradang, kemerahan, menonjol, retak, pecah dan mengelupas. Beberapa faktor dapat memicu atau memperburuk dermatitis atopik, termasuk alergi, paparan sabun yang keras, deterjen, krim kulit dan cuaca dingin.
Impetigo adalah masalah kulit lain yang dapat muncul dan disebabkan infeksi bakteri. Penyakit ini biasanya akan ditandai adanya bintik-bintik atau parut kerak berwarna madu di sekitar mulut dan hidung, kapan pun jika anak memiliki masalah kulit yang terlihat serius, konsultasikan dengan dokter terdekat
8. Tuberkulosis
Tuberkulosis (TB) adalah infeksi bakteri pada paru-paru yang diperkirakan memengaruhi sekitar sepertiga penduduk dunia. Kuman Tuberkulosis menyebar ketika penderitanya batuk atau bersin. Pada anak-anak, gejala tuberkulosis adalah batuk kering, kesulitan bernapas, demam, nafsu makan menurun, keringat malam, dan kesulitan mendapatkan kenaikan berat badan.
Namun, gejalanya seringkali tidak jelas atau terlihat samar sehingga untuk memastikannya perlu diagnosis dengan tes kulit (mantoux) dan rontgen pada paru. Bila anak Anda terdiagnosis tuberkulosis, tersedia pengobatan seperti INH atau rifampisin yang harus diberikan untuk jangka waktu tertentu (6 bulan atau lebih) tanpa putus.
9. Difteri
Difteri adalah infeksi berat pada tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri. Gejala penyakit ini antara lain demam, radang tenggorokan, kelumpuhan tangan dan kaki, dan sesak napas
Difteri yang parah dapat menyebabkan gagal jantung, kerusakan saraf dan mati lemas. Penyakit ini ditularkan melalui batuk, bersin dan kontak tangan.
10. Tetanus
Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang ditemukan di dalam tanah dan kotoran hewan. Bakteri tetanus dapat memasuki tubuh melalui luka atau gigitan hewan. Bakteri itu sendiri tidak berbahaya bagi manusia
Tetapi mengeluarkan racun kuat yang merangsang saraf pengendali otot dan menyebabkan kejang-kejang tidak terkendali. Tetanus dapat menyebabkan otot dan tendon pecah, sendi terkunci, sesak napas dan kematian.
11. Pertusis (batuk rejan)
Infeksi bakteri yang sangat menular ini menyebar melalui batuk dan bersin, Gejala pertusis dimulai seperti pilek tetapi disertai kejang, pernapasan berbunyi, muntah dan batuk rejan yang mengeluarkan lendir lengket. Gejala bisa berlangsung hingga 3-4 bulan dan biasanya memburuk pada malam hari. Pada bayi di bawah 6 bulan, pertusis dapat menyebabkan pneumonia, penurunan berat badan, kerusakan otak dan bahkan kematian.
12. Campak
Campak pernah menjadi salah satu penyakit anak paling umum sebelum vaksinnya telah ditemukan. Campak dimulai seperti pilek yang disertai demam, lalu muncul ruam setelah dua hari. Pada kasus yang serius, campak dapat menyebabkan bronkitis, bronkiolitis, infeksi telinga dan gangguan sistem saraf.
13. Gondongan
Gondongan adalah infeksi virus yang menyebabkan pembengkakan di sekitar pipi dan leher yang disertai demam, sakit kepala, dan sakit tenggorokan.
Hal ini mirip seperti cacar air, gondongan hanya menyerang sekali dalam seumur hidup. Penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi serius seperti meningitis, radang testis (orkitis) yang dapat menyebabkan kemandulan, radang ovarium, dan pada kasus yang sangat langka, peradangan pankreas, tiroid, jantung, hati, nyeri sendi dan gangguan ginjal.
14. Rubella (campak jerman)
Rubella adalah infeksi virus yang ditandai dengan demam, ruam merah yang tidak gatal dan pembengkakan kelenjar. Penyakit yang ditularkan melalui batuk, bersin dan air liur ini biasanya tidak berbahaya. Namun, bila infeksi terjadi pada wanita hamil di trimester pertama, rubella dapat mengakibatkan keguguran atau kelainan janin di telinga (tuli), mata (buta), jantung atau otak.
15. Polio
Pada tahun 2005 silam, Indonesia dan di 11 negara lain yang sebelumnya dinyatakan bebas polio mengalami wabah polio karena virus impor liar dari salah satu negara endemik yang masih tersisa antara lain adalah Afghanistan, India, Nigeria dan Pakistan. Sejak saat itu, polio kembali menjadi ancaman yang nyata bagi anak-anak kita. Virus polio menyerang otak dan sumsum tulang belakang dan dapat menyebabkan kelumpuhan.
Penyakit ini menyebar melalui kontak dengan lendir, feses atau air liur orang yang terinfeksi. Infeksi polio mungkin tanpa gejala. Bila timbul gejala, anak Anda akan mengalami sakit kepala, gangguan pencernaan, badan lemas dan kekakuan leher dan punggung.
Vaksinasi
Penyakit Tuberkulosis bisa dicegah dengan vaksin BCG. Difteri, Tetanus dan Pertusis dapat ditangkal dengan vaksin DTP. sedangkan campak dapat dicegah dengan vaksin tersendiri, dan biasanya pencegahannya akan dilakukan dalam satu paket vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) yang juga sekaligus melindungi anak dari gondongan dan rubella.
Untuk polio, ada dua jenis vaksin yang tersedia: vaksin oral (OPV) dan suntik (IPV). OPV berisi virus yang masih hidup sedangkan IPV berisi virus yang dilemahkan (mati)